Senin, 05 Januari 2015

Berhenti Mengaku Sebagai Mujahid?

Tentu bagi para ikhwan yang sudah Allah berikan kebenaran dalam hidupnya, yang sudah menemukan pemahaman yang benar, sangat ingin melakukan sebuah amalan yang di katakan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam puncak segala amal, tidak lain dan tidak bukan adalah “ Jihad “ . Namun beberapa dari para ikhwan kita, ada yang belum sanggup untuk melakukannya. Sehingga sebagian atau mungkin sebagian kecil dari para ikhwan ( wallahu’alam ) menjadi sosok yang banyak berangan-angan. Misal seperti masa-masa kita kecil dulu.  Kita di suguhi superhero, power rangers dan hal-hal yang berbau fantasy. Tentu kita berangan-angan ingin menjadi seperti mereka, hingga kita berpakaian seperti mereka dan bertingkah seperti mereka. Padahal kenyataannya kita hanya bersandiwara saja.
            
Begitulah realita yang terjadi pada sebagian dari ikhwan kita. Ketika keinginan untuk menjadi Mujahid tidak atau belum tercapai. Mereka malah bertingkah seolah-olah mereka adalah Mujahid, lalu menyebarkan berita-berita bohong kepada para ikhwan lain bahwa dia sudah menjadi Mujahid. Hal ini banyak terjadi di dunia maya, khususnya Facebook. Mereka telah termakan hawa nafsu “ ingin di sanjung “. Ini semua akibat dari tidak memiliki rasa ketidak sabaran dan malas dalam berikhtiyar. Jika sabar dan tetap berusaha untuk menjadi Mujahid sesungguhnya, Insya Allah akan berhasil bi idznillah. Namun karena ketidak sabaran tersebut, menjadikan sebagian ikhwan kita menjadi orang yang berangan tinggi, bersandiwara menjadi Mujahid, menyebarkan berita-berita bohong seolah-olah nyata kepada kaum muslimin. Agar kaum muslimin memang percaya bahwa ia seorang Mujahid.

            Kejadian seperti ini banyak saya dapatkan dari teman-teman saya, bahkan saya pernah mengalaminya sendiri. Ada yang mengaku sebagai Mujahid di Facebook, namun setelah sebagian ikhwan kita telah menyelidikinya, ternyata ia hanya seorang pria pecinta pencari akhwat dengan label Mujahid. Ada lagi yang mengaku Mujahid, selalu meng-upload fhoto yang seolah-olah itu dia, ternyata setelah diteliti, fhoto itu hanya editan Photoshop. Bahkan ada yang lebih parah lagi seorang yang mengaku Mujahid, memiliki kelompok dan Amir. Ia mengaku menjadi perantara bagi para ikhwan untuk dapat berangkat kesuriah. Ia memberi arahan bagi para ikhwan yang ingin kesuriah agar memberi uang ratusan ribu kepada mereka, lalu mereka mengaku akan mengurusnya, namun setelah uang didapat, mereka hilang begitu saja. Ini adalah bentuk penipuan berkedok Mujahid.

            Bagi yang merasa masih mengaku Mujahid dan menyebarkan berita-berita bohong kepada kaum muslimin, tapi pada kenyataannya ia hanya menghabiskan waktunya di depan komputer atau laptop, dan tidak ada tindakan yang nyata, segeralah sadar dan bertobatlah kepada Allah. Lebih baik menjadi orang biasa atau menjadi pendukung Mujahid dari pada mengaku Mujahid tapi pada kenyataannya adalah pembohong dan penipu. Jangan kotori gelar Mujahid dengan hawa nafsu. Berhentilah mengaku-ngaku sebagai Mujahid tapi pada kenyataannya adalah pembohong dan penipu. Ingatlah, Allah Ta’ala berfirman, “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaaf : 18)

            Dari Ibnu Mas’ud , bahwa Rasulullah  bersabda, “Sesungguhnya kejujuran itu menuntun kepada Al-Birr (kebaikan), sedangkan kebaikan itu mengantarkan ke dlm surga. Sesungguhnya seseorang senantiasa bersikap jujur hingga ia dicatat di sisi Allah Ta’ala sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya Al-Kadzib (kebohongan) itu mengarahkan pada kejahatan, sedangkan kejahatan itu menjerumuskan ke dlm Neraka. Sungguh seseorang senantiasa berbohong hingga dicatat sebagai pendusta.” (HR. Bukhari (10/423)


            Dalam mensyarahkan hadits diatas, para ulama menyatakan; Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan pada amalan shalih yang bersih dari segala cela. Al-Birr adalah sebutan umum bagi segala kebaikan. Ada juga yang berpendapat bahwa Al-Birr adalah Surga. Jadi, Al-Birr bisa dimaknai segala amal shalih; & Surga. Adapun Al-Kadzib (kebohongan), maka perbuatan ini akan mengantarkan pada kejahatan, yaitu berpalingnya dari sifat istiqamah. Ada juga yang mengatakan bahwa kebohongan adalah kemaksiatan yang paling cepat menyebar. Mari perbaikilah niat kita, tata ulanglah niat kita. Kita berniat ingin menjadi Mujahid, namun ketika kita belum bisa menjadi Mujahid, maka bersabarlah dan teruslah berusaha untuk mencapainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar