Selasa, 06 Januari 2015

Menjadi Kuat Ala Sunnah? Ini Solusinya

Allah ta’ala berfirman yang artinya Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. ( Al Fushshilat : 34)
            Tentu dari kita pasti pernah dibuat kesal oleh seseorang, dibuat marah oleh seseorang atau di sikapi dengan tidak baik oleh seseorang. Benar bukan? Lalu bagaimana sikap kita ketika kita disikapi dengan sikap yang buruk oleh orang lain? Apakah kita harus marah? Apakah kita harus memukulnya? Apakah kita harus membalasnya? Merenungi firman Allah yang telah saya sampaikan sebelumnya, ada baiknya kita membalas kejahatan mereka dengan kebaikan yang tulus. Karena buah dari ini sangatlah banyak dan berlimpah, bisa saja orang yang tadi menjahati kita, justru menjadi sahabat baik kita. Bisa saja orang yang tadi menggunjing kita, malah menjadi orang yang menyebarkan berita-berita baik dari kita.
            Jika saya bertanya, yang manakah lebih kuat, seseorang yang membalas kejahatan dengan kekuatan ataukah seseorang yang membalas kejahatan dengan memaafkan? Mungkin jawaban dari sahabat bermacam-macam dan memiliki alasan yang bermacam pula. Kalau menurut saya, yang lebih kuat itu adalah pilihan kedua, mengapa? Karena tidak mudah untuk memaafkan seseorang bagi kita yang bukan Nabi ataupun Rasul. Adakalanya kita mudah mengatakan “Aku sudah memaafkan kamu” tapi di dalam hati dendam kesumat menumpuk. Benar bukan? Mungkin benar. Ketika kita dijahati kalau dalam bahasa gaulnya, apalagi sikap jahatnya itu membuat sakit hati yang teramat, maka sikap memaafkan bagi kita itu rasanya hal yang sulit, perlu kekuatan yang besar, kelapangan dada yang ekstra lapang baru bisa kita memaafkan dengan Ikhlas.
            Beruntunglah mereka yang mudah memaafkan seseorang dengan keikhlasan yang jujur didalam hati, mereka memiliki kelapangan dada. Berteman dengan orang seperti ini justru menguntungkan, karena mereka yang memiliki sikap mudah memaafkan, punya pengertian yang tinggi, ia mengerti keadaan kita, ia mengerti perangai kita, ia mengerti kehidupan kita. Contohlah orang-orang yang memiliki sikap demikian. Ketika anda dibuat marah oleh seseorang, maka yang baik adalah mengendalikan emosi anda, dan membalasnya dengan senyuman. Bisa? Saya yakin anda bisa jika memang memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan hal tersebut. 
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda “ Orang yang perkasa itu bukanlah dengan pergulatan. Orang yang perkasa adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah” ( Hr. Bukhari )
            Benar yang dikatakan baginda kita shallallahu’alaihi wa sallam, karena menahan emosi ketika marah, bukanlah hal yang mudah, tidak sedikit dari kita yang tidak dapat menahannya. Lihatlah akibat nya kedepan, ketika anda disikapi dengan sikap yang tidak menyenangkan hati anda, kemudian anda balas dengan balasan yang sama bahkan lebih, yang ada akibatnya, permasalahannya justur membesar, anda akan menjadi musuh si dia, dan sikap memaafkan bisa hilang total.
            Ingat, sikap memaafkan bukanlah sikap yang lemah, sebagaimana yang telah saya katakan sebelumnya, sikap memaafkan adalah sikap bagi orang-orang yang memiliki kekuatan bathin, jika bathin kuat, maka fisik pun juga akan kuat. Seorang muslim itu bagaikan pohon yang memiliki buah, ketika ia dilempar dengan batu, maka ia akan menjatuhkan buahnya, sehingga buahnya bermanfaat bagi si pelempar batu. 
Hasan Al Bashri rahimahullah, memiliki tetangga diatap rumahnya, tetangganya itu seorang nonmuslim dan buta, tetangganya tersebut jika ingin membuang air kecil, maka air itu selalu membasahi langit-langit rumah Hasan Al Bashri, sehingga air najis itu menetes dari atas. Tapi hal ini tidak membuat Hasan Al Bashri marah, justru beliau menempatkan sebuah wadah untuk menampung air najis tersebut, selama 20 tahun itu terjadi. Akhirnya hal itu diketahui oleh orang nonmuslim itu, nonmuslim itu bersyahadat karena akhlak sang Imam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar